Search

Google

Wednesday, March 21, 2007

Rp 500,-

Beberapa waktu sebelumnya, saya termasuk orang yang suka jengkel melihat pengemis yang meminta-minta di jalan, atau tidak senang jika ada pengamen yang datang saat saya makan di warung (apalagi di Jogja, tiada warung tanpa pengamen). Karena kejengkelan itu, membuat saya tidak punya niat sama sekali untuk memberi sekedar lima ratus rupiah.

Tapi suatu ketika, saya lupa hari dan tanggalnya, saya melihat satu tayangan di televisi yang berisi sebuah renungan (kalau tidak salah judul acaranya juga 'Renungan'). tidak jelas oleh saya apakah renungan tersebut dalam konteks agama atau tidak, yang jelas tayangan yang hanya beberapa menit itu benar-benar menyentuh bagi saya

Saya juga tidak ingat detailnya, tetapi kurang lebih apa yang disampaikan oleh pembicara dalam tayangan tersebut intinya seperti ini (Maaf jika mungkin sudah bercampur dengan pemikiran saya sendiri):

Kita kadang enggan memberi kepada seorang pengemis yang kita temui dan meminta kepada kita dengan pertimbangan:
Uang lima ratus rupiah yang diberikan kepada pengemis tidak akan menyelesaikan masalah si pengemis
Uang lima ratus rupiah terlalu banyak untuk diberikan kepada pengemis

Uang lima ratus rupiah yang diberikan kepada pengemis tidak akan menyelesaikan masalah si pengemis. Lalu..
Apakah dengan tidak memberikan uang limaratus rupiah tersebut lantas akan menyelesaikan masalah si pengemis?
Apakah dengan tidak memberikan uang limaratus rupiah tersebut lantas akan membuat si pengemis berhenti mengemis?

Uang lima ratus rupiah terlalu banyak untuk diberikan kepada pengemis. Lalu..
Apakah dengan memberikan uang limaratus rupiah kepada pengemis akan membuat si pengemis menjadi kaya?
Apakah dengan memberikan uang limaratus rupiah kepada pengemis akan membuat kita menjadi miskin?

Ternyata, secara logis, memberi atau tidak memberi, tidak akan secara signifikan merubah kehidupan si pengemis maupun kehidupan kita

Berdasarkan masukan itu, saya kemudian mencoba melihat dari sisi yang lain

Jika uang lima ratus rupiah , kita tabung setiap hari, berapa besar kira-kira saldo tabungan kita nantinya pada saat kita mati ????
bisakah kita membawanya??

Jika setiap lima ratus rupiah yang kita berikan kepada pengemis atau pengamen, kita niatkan sebagai ibadah, cukup dengan mengawali pemberian dengan ucapan Basmalah (otomatis disertai keikhlasan), berapa besar kira-kira saldo 'tabungan' kita nantinya pada saat kita mati?
Saldo itu akan menunggu kita.

Iseng-iseng, saya juga coba berhitung-hitung

Jika ada SATU orang memberi, maka akan ada SATU orang yang bahagia hatinya, yaitu orang yang diberi

Jika ada SATU orang memberi dengan ikhlas, maka akan ada DUA orang yang bahagia hatinya, yaitu orang yang diberi dan orang yang memberi

Lalu, siapakah yang akan paling banyak mendapatkan rasa bahagia?
Tentunya, SATU orang yang ikhlas memberi kepada BANYAK orang

Jadi kalau masih menghitung untung-rugi, ternyata masih lebih untung menjadi orang yang ikhlas memberi,

Dan ternyata dengan ikhlas memberi, akan dapat membawa pengaruh yang besar dalam hidup kita dan 'Masa Depan' kita.

Dengan pemikiran ini, saya jadi selalu berusaha meringankan hati untuk memberikan sekedar lima ratus rupiah kepada pengemis atau pengamen, paling tidak sekali dalam sehari.

Mudah-mudahan rezki saya dimudahkan, dan mudah-mudahan 'tabungan' saya bisa terus bertumbuh.

Thursday, March 01, 2007

Cryptography

Bermula dari Julius Caesar yang tidak percaya kepada kurirnya, yang kemudian menyandikan pesan yang akan dikirimkan dengan cara menggeser tiga huruf ke depan dari setiap huruf dalam pesannya, misalnya jika dalam pesan terdapat kata "KAPAL" disandikan dan ditulis sebagai "NDSDO" dimana "N" adalah huruf ketiga setelah "K", "D" huruf ketiga setelah "A" dan seterusnya.

Kemudian berkembanglah berbagai teknik kriptografi hingga saat ini, mulai dari yang gampang ditebak seperti Caesar cipher di atas yang hanya memiliki 25 kemungkinan, hingga teknik enkripsi dengan kunci ratusan bit, yang membutuhkan waktu hingga puluhan tahun jika coba di dekode tanpa kunci yang resmi dengan menggunakan komputer tercepat.

Bagi saya, kriptografi adalah ilmu baru, yang baru mulai saya kenali lebih serius di semester pertama program S2 saya. Kata beberapa teman, kriptografi itu bicara matematika, ini membuat saya sedikit cemas, mengingat pengalaman saya bersama matematika yang kurang harmonis sejak SMA dan kuliah S1.

Tapi di awal-awal semester ini, saya melihat kriptografi sangat menarik, bisa jadi karena penyampaian oleh dosen saya yang membuat kriptografi tidak seseram cerita teman-teman, atau mungkin ini baru sebuah pemanasan sebelum melihat wajah asli 'makhluk' bernama kriptografi ini. Semoga saja ketertarikan saya diawal kuliah bisa jadi modal dan spirit untuk terus mempelajari, seseram apapun wujud aslinya nanti :)

Saat mempelajari kriptografi, saya jadi ingat dengan masa-masa saya aktif di Pramuka waktu SMA dulu, juga teringat bacaan saya semasa di SMP, seperti cerita-cerita pemecahan misteri dalam petualangan Lima Sekawan karya Enid Blyton atau Trio Detektif karya Alferd Hitchcock. Saya juga masih ingat cerita yang saya baca ketika masih duduk di bangku SD, dari album Cerita dari Lima Benua berjudul Perjalanan ke Pusat Bumi, dimana ceritanya bermula dari penemuan sebuah surat rahasia yang ternyata disandikan dengan cara ditulis dari kanan ke kiri dan dari bawah ke atas.

Dari pengalaman membaca cerita-cerita tersebut, dan dengan informasi pengantar matakuliah, saya merasa cukup dekat dengan kriptografi, walaupun saya baru mengenalnya kurang dari satu bulan ini. Rasa 'sok dekat' ini mungkin yang membuat saya merasa exciting dalam mempelajari.

Bawaan dari semangat ini, saya mencoba menulis program untuk mensimulasikan proses enkripsi dan dekripsi dari setiap kriptosistem yang baru saja dikenalkan dalam kuliah, hasilnya saya berhasil sudah membuat program simulasi enkripsi-dekripsi dari Caesar cipher, Monoalphabetic cipher, Polyalphabetic cipher, dan Vigenere cipher. Saat blog ini saya tulis, saya sedang mencoba menyelesaikan simulasi untuk Fairplay cipher.

Tujuan utama saya membuat program ini adalah untuk bisa lebih memahami algoritma enkripsi-dekripsi, dan menjaga spirit saya dalam mempelajari kriptografi, sehingga saya lebih siap jika nanti ternyata makin kebelakang kriptografi ternyata memang makin menakutkan (semoga tidak).

Program saya tulis dalam Visual BASIC dari Visual Studio Express free-edition, sehingga tidak bisa di distribusi dalam bentuk executable file. Tapi bukan masalah, karena saya memang berniat membagi source program ini kepada siapa saja yang baru mempelajari kriptografi dan pemrograman seperti saya, siapa tahu bisa jadi bahan untuk bertukar pikiran dan tukar pengalaman.

Karena fokusnya lebih ke mekanisme enkripsi-dekripsi, sehingga mungkin dari segi algoritma dan penulisan program, jauh dari efisien dan masih terdapat banyak bug, tetapi tujuan utama untuk simulasi enkripsi dan dekripsi berjalan seperti yang saya pelajari.

Jika ada yang berminat untuk belajar bersama dengan memanfaatkan program ini, bisa men-download-nya dari website: http://www.4shared.com/dir/2122795/34f02aa7/kriptografi.html
Nama filenya cryptosistem.zip (98KB saja)