Untuk alasan keamanan, sebelum berangkat ke Jogja, biaya kuliah yang diberikan dari KHARISMA saya setorkan ke rekening BCA saya. Nanti ditarik di Jogja pada saat akan digunakan.
Di Jogja, tanggal 01/02/2007, H minus dua dari batas akhir registrasi, saya berencana menyelesaikan pembayaran SPP sebagai awal proses registrasi mahasiswa baru di Sekolah Pasca Sarjana UGM. Dan pagi itu saya saya keluar dari tempat kos dengan tujuan pertama ke ATM guna menarik uang untuk pembayaran SPP.
Lima bulan di Jogja, saya cuma tau dua lokasi ATM dan kantor cabang BCA, satu di dekat Stasiun Tugu, dan satu lagi kantor cabang utama di Sudirman. Akses ke kedua kantor cabang tersebut sama, sama-sama Rp 4.000 untuk ongkos bis pulang pergi. Tapi entah kenapa, pagi itu saya agak enggan untuk pergi jauh, mungkin karena sudah agak kesiangan dan bawaan saya lumayan berat, tas berisi dokumen-dokumen untuk kelengkapan registrasi dan oleh-oleh yang untuk teman-teman yang sudah nagih jauh sebelum saya berangkat, jadi saya putuskan untuk menarik uang dari ATM terdekat yang dilalui sambil jalan ke kampus.
Salah satu ATM yang saya ingat memasang logo ATM BCA adalah ATM NISP yang juga sering saya datangi, karena gaji saya dari Makassar di transfer via rekening saya di Bank NISP, dan lokasi ATM-nya yang tidak terlalu jauh dari tempat kos saya.
Sampai di ATM, saya mulai melakukan transaksi penarikan. Tetapi ternyata dengan kartu BCA saya (atau mungkin untuk semua kartu Non-NISP) hanya bisa maksimal Rp.600.000 untuk sekali tarik dan tidak ada pilihan penarikan dalam jumlah lain selain kelipatan yang tersedia di layar ATM. Jadi saya pilih kelipatan 500.000 sekali tarik, agar lebih gampang dihitung, tinggal narik 10 kali untuk mendapatkan jumlah Rp 5.000.000 senilai biaya SPP yang harus saya bayar.
Penarikan pertama sukses, struk tercetak keluar, dan saya letakkan begitu saja di atas mesin ATM, penarikan kedua.., penarikan ketiga.., struk tercetak dan saya kumpulkan dengan yang lain. Pada saat cetakan struk penarikan keempat, saya mulai mengamati tulisan pada struk sebelum meletakkannya dengan yang lain, Dan pada struk kelima, saya mulai menyadari keanehan..
Jumlah yang saya tarik angkanya bulat-bulat 500.000, tapi saldo akhir disetiap struk berubah pada 4 digit terakhir. Dan setalah saya amati.., Masya Allah, bodohnya saya..!, saya baru sadar kalau ternyata dari setiap penarikan dikenakan biaya sebesar Rp 3.000
Saya teruskan melakukan penarikan sampai selesai 10 kali tarik, total Rp 5.000.000, tanggung..
Keluar dari ATM, perasaan saya gondok luar biasa, saya merasa seperti baru saja kena palak sebesar Rp 30.000 (bukankah orang yang kena palak secara sadar menyerahkan uangnya). Padahal jumlah Rp 30.000 bagi mahasiswa di Jogja cukup untuk 2 kali makan selama tiga hari :(
Apalagi kalau dibandingkan dengan ongkos transport yang cuma 4 ribu rupiah pergi-pulang ke/dari ATM resmi, semakin gondoklah rasanya.
Tapi apa mau dikata, mungkin saya yang bodoh (padahal sudah mau S2)
Saya cuma berharap, mungkin pihak bank bisa lebih bijak dan lebih bermurah hati dalam melayani masyarakat pengguna ATM, misalnya dengan menyediakan pilihan jumlah yang sedikit lebih besar seperti 1juta rupiah untuk transaksi ATM antar bank, dan tidak lupa mengingatkan pengguna ATM bahwa transaksi akan dikenakan biaya atau tidak, Insya Allah akan sangat membantu nasabah.
Dan tulisan ini mudah-mudahan bisa membantu mengingatkan saya dan semua yang membaca, berhati-hati dan telitilah.
Search
Saturday, February 03, 2007
ATM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment